Senin, 06 Juli 2015

500 Gay Dikabarkan Terbakar Hidup-hidup saat Berpesta Pernikahan Sejenis

500 Gay Dikabarkan Terbakar Hidup-hidup saat Berpesta Pernikahan Sejenis - Acara parade gay di New Taipei, Taiwan, akhir Juni 2015 lalu, dikabarkan berbuah berbuah petaka

Disebutkan, terjadi kebakaran pada saat acara berlangsung karena pesta kembang api berwarna pelangi.

Api tiba-tiba berkobar dan membakar ratusan orang.



Sebanyak dua tewas dan 490 lainnya dilaporkan terluka pada insiden tersebut, sebagaimana diwartakan Focus Taiwan dan. Sebuah video pun muncul dan disebut dari video AFP.

Aktivis lesbian, gay, transgender, dan biseksual (LGBT) pun menyatakan berkabung.

Mereka mengajak masyarakat menggalang dana untuk membantu korban.

Insiden tersebut rupanya tak menyurutkan semangat mereka untuk menggelar kembali acara serupa, Sabtu (11/7/2015) atau akhir pekan ini.



Dilegalkan di AS

Parade bertujuan sebagai selebrasi atas keputusan Mahkamah Agung Amerika Serikat, Jumat (26/6/2015), yang melegalkan pernikahan sejenis di seluruh negara bagian Amerika Serikat.

Sebelumnya, pernikahan sesama jenis hanya legal di 36 negara bagian.

Melalui keputusan 5-4, Mahkamah mencabut larangan pernikahan sesama jenis yang diterapkan oleh 14 negara bagian.

Larangan ini berujung pada pengajuan kasus Obergefell versus Hodges agar MA memutuskan keabsahan larangan pernikahan ini.

Hakim Anthony Kennedy menulis opini mayoritas didukung oleh empat hakim liberal, yaitu Ruth Baden Ginsburg, Stephen Breyer, Elena Kagan, dan Sonia Sotomayor.

Sementara itu, hakim konservatif, termasuk Ketua MA John Roberts, menulis dissenting opinion.

“Pernikahan adalah hak konstitusional bagi pasangan sesama jenis,” bunyi opini mayoritas.

“Pasangan sesama jenis memohonkan kesetaraan di depan hukum dan konstitusi memberikan hak tersebut,” tulis hakim Kennedy.

Ia juga mematahkan argumen penentang pernikahan bahwa pernikahan sesama jenis akan menghancurkan nilai kesakralan pernikahan tradisional.

Sementara itu, hakim Antonin Scalia, dalam dissenting opinion-nya, menilai keputusan ini adalah kudeta yudisial dan ancaman bagi demokrasi Amerika.

Hakim Roberts menilai akan terjadi perubahan sosial dramatis yang sulit diterima akibat legalisasi ini.

Pendukung pernikahan sesama jenis tumpah ruah di luar gedung MA untuk merayakan momen bersejarah ini.

“Keputusan ini sangat berarti bagi kami, pasangan saya dari Texas yang melarang pernikahan ini," kata Dave Johnston yang segera berencana menikahi pasangannya.

Keputusan ini merupakan kemenangan bagi aktivis kaum gay yang selama ini mengampanyekan legalisasi pernikahan.

Pernikahan sesama jenis semakin mendapat dukungan dari warga Amerika, terutama kaum muda.

Hal ini tecermin dalam survei terakhir Pew.

Hasil survei ini menunjukkan bahwa 57 persen warga Amerika mendukung pernikahan sesama jenis.

Melalui kicauan Twitter-nya, Presiden AS Barack Obama memuji keputusan ini.

“Hari ini kita mengambil langkah besar di dalam perjuangan mencapai kesetaraan. Pasangan gay dan lesbian sekarang memiliki hak untuk menikah seperti siapa pun,” kicau Obama.

Akun Twitter White House langsung mengganti warna profil gambar menjadi warna pelangi, simbol kebanggaan kaum gay.


Tidak ketinggalan, calon presiden dari Partai Demokrat Hillary Clinton ikut mengganti profil akun Facebook-nya juga menjadi warna pelangi.

“Saya bangga dapat ikut merayakan kemenangan bersejarah demi mencapai kesetaraan pernikahan ini,” kata Hillary.

Namun, kaum konservatif mengecam keputusan ini.

“Agama saya menyatakan bahwa saya memercayai pernikahan tradisional. Mahkamah seharusnya membiarkan negara bagian yang memutuskan perihal pernikahan ini,” kata capres kuat Partai Republik, Jeb Bush.

“Keputusan ini adalah tirani yudisial tidak terkontrol yang tidak konstitusional,“ kata capres Mike Huckabee, mantan pendeta dan Gubernur Arkansas.(afp/kompas/focus taiwan)