Sabtu, 11 April 2015

Kisah Sukses Galeri Memang Beda (GMB) Sukses Berbisnis Kata Kata

Kisah Sukses Galeri Memang Beda (GMB) Sukses Berbisnis Kata Kata - Tokoh sastra Indonesia, Pramoedya Ananta Toer pernah berkata bahwa ia percaya kata lebih kuat daripada kekuatan sebuah peluru. Nampaknya, perkataan ini disadari oleh Yudi Aduy, seorang pria dari Bandung. Bersama komunitas Studio Krika, ia menelurkan sebuah bisnis dengan modal kata-kata indah. Bisnis tersebut bernama, Galeri Memang Beda (GMB). Produk-produk yang ia hasilkan adalah sebuah kata-kata motivasi/mutiara yang dibalut dengan desain apik, kemudian dituangkan di beragam medium, seperti kayu, kanvas, maupun bantal.

Aduy sebagai salah satu pendiri mengatakan awalnya produk-produk tersebut hanya mejeng di studio tempat ia bersama teman-temanya berkreasi. Namun, suatu hari ia kedatangan seorang tamu yang menyarankan Studio Krika untuk menjadikan produk-produk tersebut sebagai peluang bisnis. "Awalnya ini gak kami jual, awalnya untuk di kantor kami message ke orang-orang di studio untuk motivasi. Sebetulnya kesana, terus ada tamu datang bilang kenapa gak diproduksi," cerita Aduy kepada Kompas.com dalam pameran Inacraft di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (10/4/2015).

Menurut pantauan Kompas.com, kata-kata yang dipamerkan di Inacraft 2015 memang menarik perhatian pengunjung yang datang. Dari semua gerai yang ada, GMB menawarkan produk-produk karya tangan yang berbeda. Bisa dikatakan, bahkan, tidak ada pesaingnya.

Beberapa tulisan yang mejeng di gerai GMB, seperti berikut : "Change is Difficult, Not Changing is Fatal", "Do All Things With Love", "An Idea Cannot Be Destroyed", hingga kalimat terkenal dari Walt Disney yaitu "If You Can Dream It You Can Do It".

Bisnis ini bermula empat tahun yang lalu, cerita Aduy. Sejak saat "disentil" oleh tamu untuk memasarkan karyanya, kata dia, GMB mulai bergerak memasarkan jasa desain dan percetakan di berbagai medium. "Akhirnya terjun ke galeri memang beda, baru empat tahun lalulah. Kami mulai dengan beberapa proyek dengan buat mural di kafe, kemudian painting di kanvas dan bantal, atau di kertas," jelas Aduy.

Kemudian, Aduy mengatakan sejak dua tahun lalu, Galeri Memang Beda mulai memasarkan karya seninya di medium kayu atau disebut wooden painting. "Semua dasarnya tangan dulu, desain grafis mix dengan tangan. Kata-kata mutiaranya kami ambil dari beberapa sumber, untuk sekarang temanya tentang dream," jelas Aduy.

Galeri Memang Beda menawarkan produknya dalam berbagai medium, mulai dari kayu MDF (serbuk kayu yang dipadatkan), kayu pinus, chalk board (papan kapur), kayu sungkai, kayu solid (kamper), kanvas, maupun akrilik. Dalam sehari, kata dia, GMB bisa menjual hingga 250 item dengan kisaran harga dari Rp 50.000-Rp 200.000. "Setiap hari kami bikin yang beda. Ngeluarin quotes yang beda. Tim kami yang mengerjakan ini khusus ada 18 orang termasuk di dalamnya 6 seniman. Untuk omzet dalam satu acara seperti ini (Inacraft tahun lalu) bisa dapat Rp 100 juta," kata Aduy.

Menurut Aduy, GMB mempunyai kelebihan tersendiri untuk bisa menggaet pelanggan berdatangan. Kelebihan tersebut, kata dia, adalah desain atau kata-kata yang terus menerus diperbaharui tiap harinya, sehingga pelanggan tak akan bosan. "Tiap hari kita bikin desain. Jadi kita punya budaya menabung desain, orang harus menabung. Kemudian material kita tidak umum, berkelas punya. Misalkan produk Totebag, orang pilih material, kedua ada quotes-nya yang bisa memotivasi dia," kata Aduy.